Alhamdulillahirrobbilalamin .
Hari ini, entah secara sengaja atau tidak, lorong-lorong kehidupan-Nya menuntun saya pada sebuah kejutan kecil manis di tengah gerah nya kota Solo pada jam-jam seperti ini.
Dua tahun lalu, saya pernah gagal dalam menjalankan apa yang saya sebut sebagai 'my biggest temptation'.
Mengikuti sebuah ekstrakulikuler memang kewajiban semua siswa kelas 1 SMA pada waktu itu. Disamping beberapa ekstrakuler wajib, kami dibebaskan untuk memilih apapun estrakulikuler yang benar-benar kami minati.
Saya, yang malasnya setengah mati untuk hal-hal seperti itu, menatap datar pada daftar ekstrakulikuler yang dibagikan oleh sekolah. Tapi setelah agak lama, saya mulai tertarik pada sebuah ekstrakulikuler yang sifatnya agak berbeda dari yang lain. Diperlukan penyaringan untuk dapat menjadi anggota inti. Dan yang lain, secara otomatis tereliminasi dan tidak dapat melanjutkan mengikuti ekstrakulikuler tersebut.
Entah karena saya memang belum bisa memahami atau apa, saya benar-benar grogi saat akhirnya dimulai proses pemilihan anggota inti dan akhirnya tereliminasi. Saya akui memang, saat itu saya merasa sangat awam dan tidak tahu menahu apapun tentang bidang tersebut dan jauh tertinggal dibanding teman-teman saya yang akhirnya dipilih menjadi anggota inti.
Gagal.
Salah seorang teman ketika saya menanyakan padanya apakah saya sudah menjadi orang yang gagal atau tidak, mengatakan seperti ini kira-kira "Jika tujuan akhirmu berbeda dengan apa yang tengah terjadi dengan dirimu yang sekarang, ya, maka kamu sudah gagal."
Menyakitkan atau tidak ? Tentu. Tapi saya berusaha meyakinkan diri saya bahwa memang saya belum berusaha secara maksimal dan terlalu 'leyeh-leyeh' dalam menjalankannya. Tidak apa-apa. Toh saya masih sangat menyukai bidang tersebut dan saya berusaha sedikit demi sedikit mempelajarinya. Beruntung pada waktu itu seorang senior saya masih memberi dukungan moril yang luar biasa.
Hari ini, alhamdulillah saya berhasil sedikit memperbaiki kesalahan dua tahun yang lalu itu :)
Dari beberapa teknik yang masih samar-samar saya ingat, saya mendapatkan 'hadiah kecil'--bagi diri saya sendiri, hal ini sangat menutup kekecewaan karena saya yang merasa diri saya sendiri telah gagal.
Salah seorang guru saya mengatakan saya sudah berusaha dengan baik sebagai seorang adjudicator of debate.
Hadiah kecil bagi kegagalan masa lalu saya, terimakasih Ya Rabb :)