ketika berpuluh puluh pintu ehm bukan, beribu, banyak, tak terhitung, terbuka dihadapan kalian. menanti untuk dipilih salah satunya, menawarkan berbagai pemandangan yang berbeda. bagaimana menghadapi diri sendiri yang mulai terasa tamak, menginginkan semua, mencoba satu per satu padahal sang waktu tidak akan membiarkan kita menjadi manusia yang seperti itu.
sejak awal sudah harus menentukan pilihan, sehingga nantinya ketika salah satu diantaranya yang telah kita tetapkan, tidak akan goyah ditengah jalan. kerikil kecil mungkin tidak akan setajam hamparan hijau yang ternyata mudah menyakiti. berhati-hati, yang terlihat belum tentu mudah dimengerti.bagaimana jika akhirnya kita terhenti, belum keluar, benar-benar berhenti. entah karena apa lalu meragukan dan menyamarkan tempat kita berdiri tadi. samar, bias. lalu hilang.
masih tetapkah melanjutkannya hingga akhir? atau berbalik untuk mengingat kembali apa yang kita yakini?