Saturday, 30 October 2010

it's still ticking, darling



berawal dari pembicaraan ringan dengan teman teman saya kemarin siang
saya jadi berpikir ulang tentang keyakinan (bukan agama atau hal hal semacam itu yang saya maksudkan)
yang selama ini saya pegang dan jadikan pedoman

kira kira begini :
"Seandainya lo dapet beasiswa S2 di luar yang selama ini udah lo perjuangkan mati matian dan disaaat itu juga seorang cowok yang selama ini jadi setengah dari isi dunia lo tiba tiba minta lo buat jadi pendamping hidupnya, ibu dari anak annaknya. lo bakal milih yang mana?"


pertanyaan dari salah seorang teman baik saya :) (hei Ti, semoga lo ngga baca postingan gue yang satu ini karena isinya pasti 'sampah' banget hihihi) dengan beberapa editan disana sini.

dan jawaban saya mengenai pertanyaan di atas sebenarnya ngga jauh jauh dari jawaban dia, si pemberi pertanyaan yang juga ikutan ngejawab pertanyaan yang dia berikan :) (bukan begitu, Ti? hehehe)

saya dan teman saya itu sama sama berpikir untuk mengambil kesempatan melanjutkan pendidikan kami terlebih dahulu. disamping jawaban berbeda yang sangat bertolak belakang dari teman teman kami yang lain, mereka memilih untuk menerima lamaran lelaki idaman mereka karena tentunya, sulit sekali menemukan orang dengan 'hati' yang sama. belum tentu setelah bertahun tahun pencarian kita akan menemukan orang seperti 'dia', karena seperti yang kita tahu, sedetik dari sekarang saja, hati orang dapat berubah luar biasa berbeda. tidak ada yang salah. semua merupakan pilihan. apa yang kita pikir menjadi hal yang terbaik, lakukanlah, tanpa ada penyesalan ataupun keluh kesah ditengah perjalanan nantinya.


tetapi disini sekali lagi, yang akan saya perlihatkan kepada kalian para manusia, adalah saya, dengan pilihan pilihan saya, sebagai pengisi dari keberagaman dunia :)


tentu saja, saya ingin mempunyai sebuah hubungan yang diidam idamkan semua perempuan
berbagi hal hal kecil dan menertawakan kerikil kerikil kehidupan
merencanakan masa depan dan menantinya mempunyai keberanian,
untuk pada akhirnya memberikan benda bulat-pengikat-berpendar yang ia berbulan bulan telah siapkan.
pasti akan sangat menyenangkan :)
tentu saya ingin,
melihat sebuah nyawa terlahir dari rahim saya
membesarkannya dihari hari kerja saya
melihat sekali lagi, keajaiban dari tangan penuh berkah milik-Nya, Rabb sang penguasa alam
menanti senja membukakan pintu untuk lelaki yang sudah saya rindukan bahkan ketika keberangkatannya di pagi hari
menata halaman depan sesuai dengan kehendak hati
menjadikannya cantik dan nyaman untuk keluarga kami huni

semua, hal hal manis yang menjadi impian setiap gadis kecil pendengar dongeng dongeng berahkir mimpi :)
tentu saya menginginkannya.

tapi bagaimana kalau ternyata semua itu lagi lagi hanya sisa khayalan dongeng berpelangi
yang hanya menampakkan keindahan di lengkungan sisi
tanpa tahu kenyataan dibalik semak penyimpan ujung harta ini

mungkin beberapa tidak akan mengerti. tapi ini, adalah pilihan. jalan kehidupan. bagaimana saya menyikapi pilihan-pilihan selanjutnya dari apa yang telah saya tentukan. bukan karena saya telah hilang kepercayaan. tetapi ini, karena saya benar-benar percaya bahwa apa yang telah menjadi hak saya tidak akan kemana-mana selama saya mampu untuk melihat pertanda-pertanda yang telah Ia berikan.

tetapi Tuhan, entah apakah akhir-akhir ini saya sudah mulai paham, ataukah saya terlalu banyak memendam, saya hanya merasa ini bukan saat yang tepat untuk melakukan tebak-menebak yang sebenarnya sangat melelahkan. bukan saatnya lagi untuk bercengkrama dengan penghujung malam.

I just wanna make it simple, hey people :)
and this is for you, an ending for a-never-begin